Ok, sebuah sistem. Kali ini Kita akan membicarakan bagaimana caranya untuk bertrading berulang kali dan berjalan dalam profit yang konsisten dari hari ke hari. Dalam trading, mereka yang mengalami profit sudah pasti akan kembali untuk membuka trading lainnya guna memperoleh profit yang lebih besar lagi.
Persoalannya jika dalam trading pertama kita profit, belum tentu kita mampu melakukannya untuk yang kedua kalinya. Bukankah tujuan kita bermain forex adalah profit, dan tetap menjaga konsistensi profit kita? Nah untuk itu Anda membutuhkan sebuah sistem trading yang mampu setidaknya membantu trading Anda memperoleh profit secara konsisten. Itu sebabnya adalah perlu untuk membuat sebuah trading system.
Sebuah trading system adalah sekumpulan metode trading baik teknikal maupun fundamental yang mampu menuntun kita melakukan trading dalam berbagai kondisi market dan tentu saja menghasilkan profit.
Kalau Anda melakukan searching di Google dengan keyword “forex trading system” maka Anda akan menemukan banyak sekali hasil pencarian. Banyak diantaranya menawarkan sebuah trading system yang sempurna dan mampu memberikan Anda profit ratusan points perbulannya! Dalam dunia forex sistem seperti ini dinamakan “Holy Grail.” Sebuah istilah yang mengacu pada metode trading yang bila dilaksanakan sesuai aturannya akan memberikan kita profit dalam setiap keadaan.
Bukankah itu terlihat menarik? Sebuah trading system yang mampu memberikan profit ratusan points per bulan dan akan menjadi tambang emas Anda selamanya! Beberapa menawarkan harga ribuan Dollar untuk trading system model begini. Apa layak untuk dibeli? Bukankah kalau sudah saya beli maka Saya dapat bertrading dengan sistem tersebut dan impas setelah beberapa bulan trading?
Hehehehe, satu hal yang Saya pelajari ketika berselancar di internet dan membaca begitu banyak pengetahuan adalah bagaimana membedakan sebuah bahasa marketing dengan bahasa informasi. Kebanyakan bahasa marketing terlihat too good to be true. Dan iklan trading system seperti itu rasanya too good to be true. Bukankah kalau memang sebuah trading system menghasilkan, bahkan tanpa harus menjualnya sekalipun si pencipta mampu menghasilkan ribuan Dollar tiap bulannya? Mengapa harus repot melayani pembeli jikalau hanya dengan mengikuti sistem ciptaannya dia sudah mampu menjadi kaya?
Anggaplah sistem tersebut benar, hal tersulit perihal sebuah trading system adalah bukan bagaimana membuatnya tetapi bagaimana dengan disiplin kita mengikutinya. Ini bukan perkara yang mudah apa lagi jika ternyata trading system yang Anda beli mengharuskan Anda bertrading antara pukul 00.00 – 03.00 setiap hari misalnya. Apa Anda sanggup? Bangun tengah malah setiap hari dan mencari peluang demi trading system yang telah Anda beli seharga beberapa ribu Dollar. Itu baru masalah waktu, belum masalah tetek bengek lainnya seperti innitial margin (modal awal), model trading (swing, day atau scalp) dan lain sebagainya.
Kabar baiknya adalah kita pun bisa membuat trading system kita sendiri! Dan karena trading system tersebut kita buat sendiri pastilah sesuai dengan pola dan karakteristik trading kita. Lebih baik bukan?
Ok kalau begitu mari kita jabarkan satu per satu bagaimana caranya membuat sebuah trading system.
Step 0. Menentukan Tujuan Trading Anda (Trading Objectives)
Keluar rumah harus ada tujuan. Investasi pun harus punya tujuan. Tapi jangan katakan tujuan Anda dalam bermain forex adalah profit yang sebesar-besarnya. Tujuan harus realistis dan mempunyai ukuran yang jelas. Realistis artinya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki saat ini. Jelas artinya harus tertuang dalam angka atau persentase dan dalam waktu yang tertentu juga. Akan lebih baik lagi bila berupa target pribadi misalnya mampu membelikan sebuah motor bebek seharga 12 Juta dalam jangka waktu 8 bulan. Nah itu baru namanya tujuan yang jelas.
Menentukan tujuan dalam bertrading forex membantu kita untuk menentukan cara-cara bertrading dan modal yang kita tanamkan. Nah lalu bagaimana caranya kita menentukan tujuan kita?
Namun ingat akan pelajaran risk to reward ratio dalam money management class kita beberapa waktu sebelumnya. Setiap pembukaan posisi berarti juga adalah adanya kemungkinan rasio rugi yang dapat terjadi. Nah itu pun harus dipertimbangkan dalam trading kita. Toh dalam kenyataan setiap kali trading tidak selalu kita memperoleh profit bukan? Dalam 20 hari setiap bulannya bisa saja kita mengalami 5 hari atau bahkan 10 hari dimana Stop Loss kita tersentuh sehingga bukan saja profit tidak tercapai tetapi juga modal kita berkurang.
Kok jadi terasa rumit ya?
Hahaha, jangan khawatir, bukan tujuan Saya untuk mempersulit Anda. Membuat tujuan trading (trading objectives) memang bisa sangat rumit jika Anda menghendaki profil target yang sangat detail namun juga bisa semenyenangkan membangun impian Anda apabila dikerjakan dengan tepat dan sederhana saja.
Nah kita kembali ke risk to reward ratio. Dalam menentukan trading objectives, Anda juga harus menentukan resiko yang bersedia Anda tanggung per trade nya. Dalam setiap transaksi, berapa besar loss yang Anda mau tanggung? Nah katakanlah tadi target profit Anda adalah 9 points setiap hari. Apabila Anda menghendaki rasio resiko adalah sama maka itu artinya Anda harus memasang Stop Loss Anda sebesar 9 points juga. Dan kabar buruknya karena target Anda harus mendapatkan motor bebek seharga 12 Juta Rupiah dalam jangka waktu 8 bulan maka Anda tidak boleh loss sekalipun dalam tiap transaksi Anda sekali pun Anda memasang Stop Loss atau target tidak akan tercapai.
Hggh… tidak mungkin kita tidak pernah loss bukan? Nah untuk memberikan space ekstra demi terbelinya motor bebek dan adanya kemungkinan loss dalam beberapa trade maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
Pertama adalah menaikan risk to reward ratio Anda dengan perbandingan reward harus lebih besar dari pada risk nya. Naikkan jadi 2 kali lipat sehingga target profit Anda (TP) menjadi 18 points dan Stop Loss (SL) nilainya tetap yaitu 9 points. Dengan demikian Sekalipun Anda loss sebanyak 10 kali dalam setiap bulannya dari 20 kali trade maka motor bebek tetap dapat diperoleh. Berikut perhitungan detail per harinya.
Tabel Tujuan Trading, Risk to reward ratio = 1:2 & profit to loss percentage per trade per month = 1:1
| Profit (points) | Loss (points) | Total (points) |
Month 1 | 360 | 180 | 180 |
Month 2 | 360 | 180 | 180 |
Month 3 | 360 | 180 | 180 |
Month 4 | 360 | 180 | 180 |
Month 5 | 360 | 180 | 180 |
Month 6 | 360 | 180 | 180 |
Month 7 | 360 | 180 | 180 |
Month 8 | 360 | 180 | 180 |
GRAND TOTAL | 1440 |
Angka 1440 points tersebut jika di Rupiahkan besarnya adalah Rp 12.384.000,- dengan kurs 1$ = Rp 8600,-
Nah setidaknya target tersebut masih lebih ok untuk tercapai. Jika Anda merasa SL sebesar 9 points terlalu kecil bagi Anda, silakan memperbesar SL Anda namun untuk mengimbanginya, perbesar juga TP Anda sehingga lebih imbang. Rasio 30 points SL dan 60 points TP rasanya juga baik dan terus terang saya pun merasa lebih cocok dengan SL:TP = 30:60 points. Dengan per risk to reward ratio 1:2 dan SL:TP 30:60 serta persentase profit : loss dalam sebulan tetap 50:50 maka hasil trading Anda pada bulan ke 8 adalah sebagai berikut:
| Profit (points) | Loss (points) | Total (points) |
Month 1 | 600 | 300 | 300 |
Month 2 | 600 | 300 | 300 |
Month 3 | 600 | 300 | 300 |
Month 4 | 600 | 300 | 300 |
Month 5 | 600 | 300 | 300 |
Month 6 | 600 | 300 | 300 |
Month 7 | 600 | 300 | 300 |
Month 8 | 600 | 300 | 300 |
GRAND TOTAL | 2400 |
Nah dalam Rupiah 2400 points besarnya adalah Rp20.640.000,- Lumayan besar bukan? Setidaknya bukan lagi motor bebek yang bisa Anda beli tapi sebuah Honda Tiger keluaran terbaru untuk sang istri tercinta. Ok juga kok rasanya. Suami naik bebek istri naik tiger.
Kalau begitu bukankah lebih baik rasio itu kita perbesar terus karena dengan demikian jarak SL semakin besar sehingga setidaknya analisa akan semakin mudah dan tentu saja profit juga semakin besar? Tunggu dulu kawan. Ingat kita sudah pernah membahas perkara maximum drawdown dalam kelas Money Management? Nah andaikata 10 kali loss berturut-turut sebesar 300 points tersebut terjadi dalam trading Anda dan barulah pada trading ke 11 profit Anda tercapai apakah modal kita mencukupi? Nah disinilah titik temu diantara keduanya. Semakin besar modal Anda tentu saja titik SL dan TP juga dapat di perbesar. Namun untuk rasio SL:TP = 30 : 60 dan persentase profit:loss tiap bulan tetap sama 50% : 50 % rasanya modal $1000 sudah mencukupi.
Step 1. Menentukan Tipe Trading Anda
Bahasan kali ini adalah untuk menentukan bagaimana tipe Anda bertrading. Apakah seorang scalper atau seorang day trader atau seorang swing trader? Ini akan berkaitan erat dengan grafik forex yang Anda gunakan terutama perihal time frame.
Katakanlah Anda telah menentukan tujuan trading Anda yaitu sebesar 180 points sebulannya (kembali pada target motor bebek diatas, yang Honda Tiger silakan cari sendiri bagaimana caranya) maka Anda harus menentukan bagaimana pola trading Anda kelak. Perihal apa itu swing, day trader, dan scalper sudah kita bahas pada beberapa kelas sebelumnya disekolah forex kita tercinta ini.
Jika Anda seorang Swing yang belum tentu satu hari membuka posisi maka tentu saja target yang dibuat tidak bisa di break per hari. Adalah lebih bijak untuk mem-breaknya per minggu atau bahkan per bulan. Dengan perbulan maka target profit bersih Anda menjadi 180 points. Untuk day trader apa lagi scalper rasanya dapat Anda mem-break-nya menjadi perhari seperti tabel sebelumnya diatas.
Nah apa yang diingin dibahas dalam tipe trading dan hubungannya dengan trading system Anda adalah perkara grafik yang akan Anda gunakan dalam analisa teknikal kelak.
Biasanya seorang trader menggunakan 2 buah time frame dalam grafik forexnya. Grafik pertama adalah untuk menentukan trend yang sedang terjadi (trend confirmator) dan biasanya grafik ini menggunakan time frame yang lumayan besar. Sedangkan grafik kedua adalah grafik untuk melakukan entry (entry confirmator) pada market sehingga digunakan time frame yang lebih kecil. Tentu saja definisi besar kecil dalam time frame disini berbeda-beda bergantung dengan tipe trading Anda.
Jika Anda seorang Swing Trader maka Anda tidak dapat menggunakan grafik time frame per 15 menit atau 30 menit. Untuk menganalisa trend biasanya seorang swing trader menggunaka time frame 1D alias harian. Ini artinya satu candlestick mewakili pergerakan harga selama 1 hari. Kita sudah membahas apa itu time frame pada saat kita mempelajari candlestick jauh sebelumnya.
Untuk melakukan entry pada market biasanya seorang Swinger menggunakan time frame 1 jam dalam grafik forexnya. Pergerakan dibawah 1 jam digolongkan bagi “whipsaw” bagi mereka. Whipsaw sendiri merupakan istilah di para trader forex yang kurang lebih merupakan pergerakan mata uang yang hanya menipu atau bukan menunjukkan trend sebenarnya.
Perlu diketahui berapa pun time frame yang Anda gunakan, whip saw selalu ada. Besarnya saja yang bisa berbeda-beda dari tiap-tiap time frame. Namun demikian semakin kecil time frame yang Anda gunakan, semakin banyak whipsaw yang muncul dalam grafik forex Anda. So, watch out!
Lalu bagaimana dengan day trader? Nah day trader biasanya menggunakan time frame 4h untuk menentukan major trend mereka. Untuk eksekusi mereka terbiasa menggunakan grafik 15M atau 30M ( M = minutes ). Dengan demikian mereka akan mengambil profit tidak sebanyak seorang swinger namun karena menggunakan time frame yang lebih kecil maka kesempatan untuk membuka posisi jauh lebih banyak dan profit pun jadi lebih sering.
Selanjutnya, terakhir seorang scalper. Pada umumnya seorang scalper menggunakan time frame 4h atau 1h untuk menentukan major trend mereka. Untuk eksekusi atau penentu entry, mereka biasa menggunakan time frame 10 atau 5 menit.
Nah, sesuaikan dengan pola trading Anda. Yang jelas besaran diatas bukanlah sesuatu yang mutlak untuk Anda ikuti. Jika Anda merasa menjadi seorang day trader juga bisa menggunakan time frame 1D untuk menentukan trend yang sedang terjadi ya sah-sah saja. Asal tentunya jangan menggunakan time frame 1W alias satu minggu.
Ok, mari kita sarikan dalam bentuk tabel:
Trading Type | Trend Confirmator | Entry Confirmator |
Swing Trader | 1D | 1h |
Day Trader | 4H | 15M or 30M |
Scalp Trader | 4H or 1H | 10M or 5 M |
Step 2. Menentukan Tools Indikator Teknikal dan Fundamental
Ok, bicara kembali pada trading system, tentunya Anda harus mengetahui bagaimana melakukan analisa dan memperoleh profit dari
- Mengetahui trend yang sedang terjadi dengan cepat dan akurat
- Saat yang tepat untuk melakukan entry
Untuk dapat mengetahui 2 hal diatas, tentu saja analisa teknikal dan fundamental berperan disini. Yang pertama kali perlu Anda tentukan adalah indikator teknikal Anda. Sementara untuk fundamental pilihannya tidak banyak dan cukup ditambahkan belakangan pada sistem trading kita.
Ok mari kita mulai. Dapat dikatakan ini adalah engine dari trading system Anda kelak. Pertama untuk dapat mengetahui trend yang terjadi, kita harus menggunakan time frame yang lebih besar dan indikator tertentu untuk dapat mengukurnya. Mengapa tidak menggunakan time frame yang lebih kecil? Time frame yang lebih kecil akan lebih efektif apabila kita menggunakannya sebagai penentu untuk entry. Bahkan bila kita menggunakan time frame yang lebih kecil, kita dapat terjebak oleh whipsaw dari pergerakan harga dikemudian hari.
Seperti kesepakatan semula bahwa diandaikan kita ini adalah seorang day trader maka kalau begitu time frame untuk menentukan trend yang terjadi adalah grafik 4H.
Untuk dapat menentukan trend yang terjadi pada sebuah grafik kita akan menggunakan 2 buah indikator. Satu untuk indikator trend follower dan satu lagi adalah indikator untuk menentukan titik Overbought dan Oversold. Anda tidak mau mengalami bahwa trend yang sedang terjadi ternyata sebentar lagi akan segera berakhir bukan? Nah untuk itulah kita perlu menambahkan Oscillator.
Keduanya akan kita plot pada grafik 4H. Hasilnya pada Netdania akan menjadi seperti ini:
Begini cara menggunakannya. Sebuah trend dapat digolongkan naik hanya bila XMA 5 berada diatas XMA 10 dan Stochastic tidak berada pada area
Sebaliknya donw trend hanya berlaku bila XMA 5 berada dibawah XMA 10 dan Stochastic tidak berada pada area OS (oversold) dan juga menunjukkan arah turun.
Rasanya hal tersebut tidak terlalu sulit bukan? Nah sekarang kita akan menentukan indikator untuk melakukan entry pembukaan posisi. Isi indikatornya kurang lebih sama yang berbeda hanyalah aturannya saja. Kalau timeframe dan seperangkat indikator diatas untuk menetukan trend kali ini adalah untuk menentukan kapan waktunya kita membuka sebuah posisi.
Time Frame yang digunakan adalah 15 menit atau dapat juga 30 menit. Indikatornya juga sama namun kali ini kita akan menambahkan satu lagi indikator Oscillator tambahan. Kita akan menambahkan sebuah indikator bernama William’s %R dengan periode 14 disini. William’s %R berguna untuk konfirmator lain bersama dengan Stochastic Oscillator. Namun kali ini kita tidak akan menggunakan batasan 20-80 dalam penggunaan William’s %R tetapi batasan 50-50. Jadi jika William’s %R menunjukkan arah naik dan tidak berada dibawah batasan -50 maka itu menunjukkan harga sedang bergerak naik menurut Williams.
Dengan demikian gambar yang akan terjadi adalah sebagai berikut :
Open Buy akan kita lakukan hanya bila grafik 4H menunjukkan trend naik dan pada grafik 15M, XMA serta Stochastic menunjukkan arah naik dan William’s %R tidak berada di area -50 hingga -100. O ya sekedar informasi, rentang pergerakan Wiliam’s %R adalah di 0 hingga -100. Sedikit berbeda dengan RSI atau Stochastic yang berada pada rentang gerak 0-100.
Open Sell hanya akan kita lakukan bila 4H menunjukkan trend turun dan XMA serta Stochastic kita menunjukkan arah turun dan tentunya William’s %R berada pada area -50 hingga -100.
Ok sekarang masalah berita fundamental.
- Membuka posisi sebelum berita fundamental terjadi .
- Membuka posisi ketika berita fundamental terjadi.
- Membuka posisi setelah berita fundamental terjadi untuk mengambil harga koreksi.
- Tidak membuka posisi sama sekali ketika mendekati berita fundamental atau beberapa saat setelah berita fundamental terjadi.
Untuk saat ini baiklah kita mengambil pilihan no 4 saja. Artinya sebisa mungkin kita akan menghindari berita fundamental dan tidak membuka posisi beberapa saat sebelum dan setelah berita fundamental terjadi. Ini untuk memudahkan kita dikarenakan ketika berita fundamental muncul biasanya harga digerakkan oleh emosi pasar sementara dan cenderung tidak dapat diprediksi secara teknikal.
Hoplaa, cukup melelahkan untuk menyusunnya. Langkah berikutnya tidak sesulit langkah kedua ini.
Step 3. Menentukan Besaran Limit dan Stop Loss
Ok, ini tidak sulit. Hanya ada beberapa trik sederhana yang akan kita gunakan disini. Yang pertama adalah masalah Limit. Dikarenakan kita mengincar sebanyak 180 points sebulannya maka setidaknya target profit per trade haruslah sebesar 9 points (asumsi satu hari satu kali trading). Namun rasanya 9 points tidak terlalu terasa dan belum lagi kita harus mempertimbangkan kondisi sepinya market, hari libur, atau risk to reward ratio.
Untuk Stop Loss rasanya 30 points cukuplah. Kita tidak bisa menggunakan Stop Loss yang terlalu kecil dikarenakan bagaimana pun harga membutuhkan rentang yang cukup untuk melakukan pergerakan. Tidak boleh terlalu kecil sehingga menghalangi rentang gerak harga namun juga tidak boleh terlalu besar sehngga membuat rugi kita terasa lumayan “menyakitkan.”
Jika Anda tidak menyenangi skema profit taking yang variabel demikian, Anda dapat menggantinya dengan 60 points sehingga dengan demikian risk to reward ratio Anda menjadi 1:2. Oh ya, Anda dapat saja menggeser Stop Loss Anda ketika profit sudah diperoleh. Misalnya andaikata dengan menggunakan sistem diatas kita sudah memperoleh profit sebesar 30 points karena open Buy GBPUSD di 1.9850. Kini harga telah di 1.9880. Anda dapat menggeser Stop Loss Anda di titik 1.9850 dari awalnya di 1.9820 guna menjaga kemungkinan harga berbalik arah. Dengan demikian jikalau SL Anda tersentuh sekalipun tidak ada loss yang terjadi.
Step 4. Lakukan Back test.
Adalah baik untuk melakukan back test dan forward test pada sistem trading Anda dalam jangka waktu yang cukup. Anda dipersilakan mencoba forward test pada platform Gain Capital selama 2 bulan untuk mengetahui bahwa sistem yang Anda bangun cukup akurat dan konsisten.
Berikut adalah beberapa gambar contoh entry dan exit dengan trading system baru kita. Untuk memudahkan loading dan pengambilan gambar, time frame 4H tidak dimasukkan disini. It looks good. Believe me, I don’t do some nonsense here.
Ok kita sudah membuat sebuah trading system. Tidak jelek untuk seorang pemula forex. Dan Anda mungkin sudah mencobanya beberapa kali dalam demo account Anda. Cukup menjanjikan sepertinya bukan?
Langkah terakhir ketika Anda mengetahui bahwa trading system yang telah Anda buat menguntungkan adalah menjalankannya dengan disiplin. Memang rasanya terdengar bodoh jika kita tidak menjalankan dengan baik sebuah sistem yang mampu memberikan kita profit secara konsisten setiap bulannya. Namun kenyataannya adalah demikian.
O ya sebelum kita melanjutkan ke kelas berikutnya, Anda selalu dapat membuat trading system bagi diri Anda sendiri kapan pun Anda mau. Apa yang dicontohkan diatas bukanlah sebuah jaminan profit atau juga formula eksak. Diluar
sumber : www.belajarforex.com
0 comments:
Post a Comment