Para trader dan investor yang telah sukses dalam karirnya sebagian besar mendedikasikan pengetahuan dan waktunya guna mengembangkan dunia trading dan investasi seperti mendirikan perusahaan investasi, menjadi konsultan, komentator di berbagai media investasi dan bisnis, mengembangkan software trading, menulis buku, dan lain sebagainya. Kita bisa mengambil manfaat positif dari kisah perjalanan karir dan pandangan mereka tentang dunia trading dan investasi.
Benjamin Graham - Intelligent Investor dan guru Warren Buffett
Benjamin Graham - Intelligent Investor dan guru Warren Buffett
Benjamin Graham (8 Mei 1894 - 21 September 1976) adalah seorang investor, trader saham profesional, manager investasi, pengajar di bidang keuangan dan penulis buku. Dua bukunya,"Security Analysis" (dipublish tahun 1934) dan ‘The Intelligent Investor’ (dipublish tahun1949) dianggap sebagai buku investasi terbaik yang pernah ada, dan selalu dicetak ulang hingga kini guna memenuhi kebutuhan text book di sejumlah universitas.
Graham lebih fokus pada penelitian, konsultasi dan pendidikan setelah mengalami kerugian besar pada crash pasar saham tahun 1929. Salah satu murid kesayangannya, investor terkemuka masa kini Warren Buffet mengungkapkan bahwa "The Intelligent Investor" merupakan gambaran prinsip dan strategi investasi Graham dengan teorinya tentang value investing yang sebenarnya sangat penting dalam investasi.
Ben Graham lahir di London. Keluarganya hijrah ke AS ketika ia baru berumur setahun. Ia kemudian tumbuh di Brooklyn dan Manhattan. Graham telah terobsesi untuk bisa mandiri secara finansial saat usianya 9 tahun, ketika ayahnya meninggal dalam kesulitan ekonomi yang banyak dialami warga AS. Setelah lulus dari Columbia University pada usia 20, ia mendapat berbagai tawaran untuk mengajar, tapi lebih memilih bekerja di Newburger, Henderson & Loeb, salah satu broker di Wall Street. Enam tahun kemudian ia menjadi mitra utama perusahaan tersebut.
Ia dan rekannya Jerome Newman mendirikan perusahaan investasi patungan The Graham-Newman Partnership, 3 tahun sebelum bencana besar meruntuhkan Wall Street. Meski rugi besar, ia bisa bangkit lagi dengan cepat dan perusahaan tersebut kembali meraih keuntungan hingga Graham pensiun tahun 1956. Graham memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga daricrash pasar saham tersebut dan menuliskannya dalam "Security Analysis" yang dianggap sebagaitext book klasik investasi.
Pendapat Graham yang kontroversial adalah bahwa harga-harga saham di bursa kebanyakan salah, dan tidak menunjukkan ‘nilai hakiki’ (intrinsic value) sebuah perusahaan. Mungkin hal inilah yang menyebabkan investor rentan terhadap "penggorengan" saham. Pendapat Graham ini menjadi benar setelah terbukti adanya "insider trading" yang sering terjadi di beberapa bursa. "Jika Anda investor yang cukup cerdas, Anda seharusnya ambil posisi buy ketika harga sebuah saham turun dengan tajam, dan sell ketika harga tiba-tiba melesat naik." katanya.
Pada tahun 1984, Warren Buffet berada di Columbia untuk memberi sambutan pada peringatan 50 tahun diterbitkannya buku "Security Analysis" karya Graham. Selama acara tersebut Buffet menunjukkan hasil investasinya, dan juga beberapa murid Graham yang lain seperti Ruane, Knapp, and Schloss. Singkatnya semua investasi tersebut menunjukkan return yang tinggi. Warrent Buffet mengatakan bahwa hampir semua portofolio saham dalam catatan investasi tersebut mengalami variasi dan selalu berubah, yang tidak berubah hanya kesetiaan mereka terhadap prinsip-prinsip investasi Benjamin Graham.
Sumber :
www.fxfisherman.com
www.forbes.com
Graham lebih fokus pada penelitian, konsultasi dan pendidikan setelah mengalami kerugian besar pada crash pasar saham tahun 1929. Salah satu murid kesayangannya, investor terkemuka masa kini Warren Buffet mengungkapkan bahwa "The Intelligent Investor" merupakan gambaran prinsip dan strategi investasi Graham dengan teorinya tentang value investing yang sebenarnya sangat penting dalam investasi.
Ben Graham lahir di London. Keluarganya hijrah ke AS ketika ia baru berumur setahun. Ia kemudian tumbuh di Brooklyn dan Manhattan. Graham telah terobsesi untuk bisa mandiri secara finansial saat usianya 9 tahun, ketika ayahnya meninggal dalam kesulitan ekonomi yang banyak dialami warga AS. Setelah lulus dari Columbia University pada usia 20, ia mendapat berbagai tawaran untuk mengajar, tapi lebih memilih bekerja di Newburger, Henderson & Loeb, salah satu broker di Wall Street. Enam tahun kemudian ia menjadi mitra utama perusahaan tersebut.
Ia dan rekannya Jerome Newman mendirikan perusahaan investasi patungan The Graham-Newman Partnership, 3 tahun sebelum bencana besar meruntuhkan Wall Street. Meski rugi besar, ia bisa bangkit lagi dengan cepat dan perusahaan tersebut kembali meraih keuntungan hingga Graham pensiun tahun 1956. Graham memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga daricrash pasar saham tersebut dan menuliskannya dalam "Security Analysis" yang dianggap sebagaitext book klasik investasi.
Pendapat Graham yang kontroversial adalah bahwa harga-harga saham di bursa kebanyakan salah, dan tidak menunjukkan ‘nilai hakiki’ (intrinsic value) sebuah perusahaan. Mungkin hal inilah yang menyebabkan investor rentan terhadap "penggorengan" saham. Pendapat Graham ini menjadi benar setelah terbukti adanya "insider trading" yang sering terjadi di beberapa bursa. "Jika Anda investor yang cukup cerdas, Anda seharusnya ambil posisi buy ketika harga sebuah saham turun dengan tajam, dan sell ketika harga tiba-tiba melesat naik." katanya.
Pada tahun 1984, Warren Buffet berada di Columbia untuk memberi sambutan pada peringatan 50 tahun diterbitkannya buku "Security Analysis" karya Graham. Selama acara tersebut Buffet menunjukkan hasil investasinya, dan juga beberapa murid Graham yang lain seperti Ruane, Knapp, and Schloss. Singkatnya semua investasi tersebut menunjukkan return yang tinggi. Warrent Buffet mengatakan bahwa hampir semua portofolio saham dalam catatan investasi tersebut mengalami variasi dan selalu berubah, yang tidak berubah hanya kesetiaan mereka terhadap prinsip-prinsip investasi Benjamin Graham.
Sumber :
www.fxfisherman.com
www.forbes.com