Paul Tudor Jones – memprediksi Black Monday 1987 dengan tepat
Paul Tudor Jones II adalah investor dan trader profesional, pendiri dan presiden Tudor Investment Corporation, sebuah perusahaan hedge fund multi milyard dollar. Kekayaan pribadinya ditaksir mencapai US$ 6.3 milyard pada tahun 2009 dan masuk dalam urutan 336 orang terkaya dunia menurut versi majalah Forbes Maret 2012. Nama Paul Tudor Jones mulai dikenal dunia ketika ia bisa dengan tepat memprediksi terjadinya crash di pasar saham dunia pada Senin 19 Oktober 1987 atau yang dikenal sebagai Black Monday 1987. Pada hari itu kejatuhan harga saham dunia dimulai di Hongkong, melebar ke Eropa dan akhirnya menghantam Amerika Serikat yang menyebabkan indeksDow Jones Industrial Average (DJIA) turun hingga 508 point ke angka 1738.74 atau 22.61%. Jones sendiri berhasil meraup keuntungan yang luar biasa dengan melakukan aksi jual dalam volume yang sangat besar. Strategi tradingnya ia ungkap dalam film produksi PBS 1987 yang berjudul ‘TRADER: The Documentary’. Film ini sempat menggemparkan dunia trading saat itu karena menguraikan secara detail managemen resiko yang diterapkan dan dianggap sebagai strategi ‘holy grail’ ala Paul Tudor Jones. Pada tahun 1990, Jones meminta film tersebut ditarik dari peredaran dan ia sendiri telah membeli hampir semua copy film tersebut.
Dalam dunia trading, Paul Tudor Jones telah dianggap sebagai salah satu trader terkemuka atau ‘Great Trader’. Lahir di Memphis, Tennessee, AS pada tahun 1954, Jones mempunyai cita-cita menjadi petinju terkenal. Setelah mendapat gelar dibidang ekonomi dari University of Virginia pada tahun 1976, ia sempat bekerja di sebuah broker saham sebelum mulai trading dengan modal sendiri pada tahun 1980. Merasa ilmunya kurang cukup memadai, ia mendaftar di Harvard Business School, dan diterima. Tak lama kemudian ia berhenti kuliah karena merasa kecewa. “Sungguh gila jika saya terus mengikuti kuliah. Untuk apa? Mereka tidak mengajarkan trik-trik dalam trading di pasar saham. Rupanya ilmu yang saya cari bukan bagian dari mata kuliah sekolah bisnis yang paling top sekalipun.” kata Jones yang pernah menjadi juara tinju amatir kelas welter ini.
Atas saran saudara sepupunya yang pedagang kapas, Jones berguru pada Eli Tullis, seorang trader komoditi di New Orleans. Sambil bekerja di perusahaan pialang milik Tullis, ia belajar bagaimana trading futures pada komoditi kapas di New York Cotton Exchange. “Saya telah belajar banyak. Trading di futures sangat kompetitif dan Anda harus bisa menerima kerugian. Sudah selayaknya Anda belajar dari kekalahan dan kesalahan. Tidak ada yang benar atau salah dalam trading pada pasar apapun. Yang ada hanyalah jika emosi Anda tinggi berarti Anda salah dan cepat atau lambat Anda akan kalah.” kata Jones yang pernah menjabat sebagai direktur the Institute for Financial Markets di Washington D.C. itu.
Saat ini Tudor Investment Corporation yang merupakan bagian dari korporasi bisnis Paul Tudor Jones, Tudor Group, adalah salah satu perusahaan pengelola asset terkemuka di AS. Aktivitasnya meliputi trading dan investasi di berbagai jenis pasar serta riset.
Nasehat Jones untuk para trader: “Kerugian adalah bagian dalam trading. Jika Anda mengalami loss, renungkan kenapa itu bisa terjadi, bukan untuk disesali. Anda tentu akan profit banyak ketika pasar trending dengan kuat, tapi hal itu jarang terjadi, hanya 15% kemungkinannya. Mungkin Anda mengatakan pasar sedang uptrend, tapi saya bilang pasar masih konsolidasi, jangan masuk dulu… Satu hal yang penting: jangan fokus pada profit yang bakal Anda peroleh, melainkan fokus pada proteksi apa yang telah Anda miliki. (Don't focus on making money, focus on protecting what you have).” kata Paul Tudor Jones.
Sumber : stocksonwallstreet.net
www.outsider-trading.com